Website Resmi Rohani Islam SMA Negeri 2 Semarang, berisi info kegiatan dan artikel-artikel menarik lainnya
Home » » Episode 2 (Ta’aruf) : “Mati Satu Tumbuh Seribu.”

Episode 2 (Ta’aruf) : “Mati Satu Tumbuh Seribu.”

Written By Rohis Smanda Semarang on Saturday, April 25, 2020 | 25.4.20


Eeeiitss! Jangan lupa baca episode sebelumnya yaaw! Supaya paham akan isi dari episode kedua. Enjooy, hehe!
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Kantin Sekolah - Sekolah Anak Indonesia            Keadaan yang semula membeku kini kian mencair, bersamaan dengan tawa kami berdua yang sebenarnya masih kaku-kaku.

            “Memang beneran begitu? Sampai salah masuk tempat wudhu? Kok bisa? hahaha!” kataku yang belum berhenti cekikikan mendengar cerita Risya tentang seorang pemuda yang salah masuk tempat wudhu.

            “Iyaa! Ya, kejadian itu sama aja seperti ketika kita terlalu suka dan senang dengan kenikmatan yang saat ini kita genggam, bikin terlena. Padahal yang seharusnya bisa membawa kita ke Surga, eh nyasar deh ke neraka.” Ujarnya.

Dan benar. Lagi dan lagi kata-katanya cukup bisa membuat aku melamun menatapnya. Kehabisan kosa kata sampai tidak ada jawaban yang bisa aku katakan. Paling-paling hanya mengangguk tanda aku paham.

Suasana kantin saat ini, ya, jauh dari ekspetasiku yang kerap kali mejadi ketakutan tanpa sebab yang pasti. Ramai, namun tetap damai. Tanpa ada keributan yang merugikan ditengah keramaian. Namun, tidak bisa dipungkiri disini sangat-sangat terlihat mengelompok sama seperti keadaan kelas yang selama ini aku keluhkan. Dan..

            “Risya! Dicariin di kelas, rupanya disini. Hmm,” sapa seorang gadis berkulit sawo matang yang datang dari sisi kiri Risya.

            “Aduuh, maaf ya, Asma’. Tadi aku keluar duluan, soalnya ada perlu sama Bu Lely, biasa susulan ulangan kemarin. Hehe.”

            “Heem, its oke!” jawab gadis sawo matang itu yang kemudian sontak memandang aku yang sedang nikmat menyantap bakso mercon Bu Sri.
Sepertinya dia sangat asing terhadap aku, dan sepertinya juga dia ingin tahu siapa orang yang sekarang tepat berada di depan temannya itu, Risya.

            “Ai’, sebelas mipa dua!”

Aku sengaja memulai percakapan. Setidaknya sebelum ia mengambil keputusan untuk menilai bagaimana diriku. Ini juga merupakan langkah awal mencegah banyak pikiran yang terkadang lebih senang menerka-nerka. Ujung-ujungnya ya, semua berdasarkan menurut diri sendiri.

            “Asma’. Oh, adek kelas.”

Meski jawabannya sedikit kecut. Ah, tapi tidak-tidak! Jangan beranggapan macam-macam.
Risya pun meminta Asma’untuk bergabung bersama kami. Berharap kami bertiga bisa menjadi kawan baik kedepannya. Dan.. berharap aku akan semakin mengenalnya. Namun, diluar dugaan. Ternyata ia menolak, ia lebih memilih pergi meninggalkan kerumunan kantin. Katanya ingin merampungkan tugas sekolah yang semalam ia cicil.

“Risya, aku pamit juga ya, kelas aku jauh soalnya dari kantin. Takut kena hukum nanati kalau terlambat masuk kelas.” Ujarku.

“Mm, kalau begitu aku ngga jadi ke kelas deh. Tiba-tiba pengen makan pedes!” ucap Asma’yang tiba-tiba kembali. Sedikit aneh, namun aku coba untuk tidak ikut-ikutan berpikir aneh.

Akhirnya pun aku bergegas menuju kelas dan meninggalkan kebingungan akan sikap Asma’ terhadapku.



       
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Nusanadaft | Syiar Smanda | AFLAH WEB
Copyright © 2009-2014. ROHIS SMANDA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (Q.S. Muhammad ayat 7)