Website Resmi Rohani Islam SMA Negeri 2 Semarang, berisi info kegiatan dan artikel-artikel menarik lainnya
Home » » Episode 1 (Pengenalan) : “Apapun yang Didatangkan, Pasti Punya Tujuan.”

Episode 1 (Pengenalan) : “Apapun yang Didatangkan, Pasti Punya Tujuan.”

Written By Rohis Smanda Semarang on Saturday, February 29, 2020 | 29.2.20



Perkenalkan, namaku Ai’Nur Kamila. Kebanyakan orang sih memanggilku dengan sebutan Ai’. Pakai tanda petik satu diatasnya. Pengucapannya sama dengan ketika melafalkan huruf ‘ain dalam huruf hijaiyah. Bisa dibilang aku adalah seorang introvert yang ingin taubat. Hehe. Memaksakan diri untuk tidak memikirkan segala sesuatunya berdasarkan, ‘menurutku…’

Sebenarnya introvert ini bukan bagian dari penyakit menular, atau bahkan gangguan kejiwaan yang terlanjur kalut dipemikiran mereka-mereka yang sering menjadikan kata introvert sebagai bahan ‘guyonan’. Bahkan bisa dibilang aku cukup tersiksa dalam jeratan sifat yang satu ini, akan tetapi juga cukup sulit menyesuaikan lingkungan dan keluar dari zona ini. Nah, yap! ini merupakan singkat kisahku ketika aku menarik diriku untuk keluar dari 
"z o n a  a m a n."
...

             Saat itu langkahku terburu-terburu, tepat satu menit setelah bel istirahat berbunyi. Kupercepat terus langkah kakiku, dengan membawa perasaan tak sabar untuk tiba di taman belakang sekolah yang sepi nan menenteramkan itu. Di waktu yang bersamaan, petaka datang. Seorang gadis tinggi semampai tak sengaja menghantamkan tubuhnya hingga mengenai bahuku.

            “Aduh!!”

            “Astaghfirullahalazim! Ah, maaf ya, aku nggak sengaja tadi. Kamu baik-baik aja,kan?”

Tak ada jawaban apapun dari bibirku. Melainkan hanya ada pandangan kosong menatap wajah berseri nan teduh dari sosok itu.

            “Heii! Kamu nggak apa-apa?” dia menegurku lagi.

            “Ooh, maaf-maaf. A..aku nggak apa-apa kok.” Jawabku sedikit gugup.

Kemudian tanpa berpikir panjang, aku bergegas pergi tanpa permisi. Mempercepat langkah sambil mendekap buku dan penaku yang beberapa kali hampir lolos dari genggamanku.

            Ku duduki kursi panjang yang hampir rapuh itu, dengan pohon mangga besar yang memberi kesan teduh. Tak lain tak bukan, di sana kucurahkan semua emosi ku. Berharap tak ada siapapun yang tahu tentang semua kegundahanku. Pena dan buku jadi sasaran pelampiasan setiap harinya. Hingga dalam waktu dua hari saja buku notes ini penuh akan curahan hati.

Awalnya aku ingin menyembunyikan air mata yang hendak jatuh, tapi lagi dan lagi gadis itu mendapatiku yang tengah mengusap-usap air mataku.

            “Ada apa kemari? Kamu ngikutin aku, ya?!” tanyaku dengan intonasi sedikit naik.

            “Uh, maaf-maaf. Bukan begitu, aku hanya merasa kamu sedang tidak baik-baik saja. Maka dari itu, aku berusaha mencuri langkah untuk… ya, mungkin bisa menjadi tempat keluh kesahmu.”

Lagi dan lagi dia menatap dengan penuh kesejukan, setiap yang ia katakan selalu mengandung kehangatan. Aku tidak pernah menemui seorang gadis yang lemah lembut seperti dia.

            “Aku sudah biasa seperti ini. Nggak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, apalagi sampai diceritakan ke orang-orang. Karena, menurutku kamu terlihat seperti siswi yang punya banyak teman, nggak tahu bagaimana rasanya dipojokkan.” Balasku.

            “Huh? Itu menurut sudut pandangmu. Kamu belum mengenali aku, kan?”

            “Risya Khairani!” sambil mengulurkan tangannya.

            “Ai’!”

            “Sekarang, kita berteman?” dia menanyakan ini kepadaku, dengan semburan matanya yang membulat dan senyumnya yang memamerkan lesung pipi yang manis.

            Aku tidak menjawab sepatah katapun, hanya anggukan kepala sebagai isyarat setuju.

            “Allahuakbar.. Allahuakbar!” Azan zuhur berkumandang.

            “Muslimah, kan?” tanya Risya.

            “Hah? Ya, seperti yang kamu lihat, aku berhijab.”

            “Hahaha, bercanda aja. Yuk, shalat di masjid!”

            Kemudian suara kumandang azan mengiringi langkah kami berdua menuju masjid sekolah yang lokasinya cukup dekat dengan lokasi kami berbincang tadi. Hari ini merupakan hari dimana ada seseorang yang dengan legowo menyatakan ingin berteman denganku. Karena yang sudah-sudah hanya datang, kemudian memaki. Dan hari ini juga merupakan awal dimana aku keluar dari zona amanku.  



Share this article :

Post a Comment

 
Support : Nusanadaft | Syiar Smanda | AFLAH WEB
Copyright © 2009-2014. ROHIS SMANDA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (Q.S. Muhammad ayat 7)