Tak bisa dipungkiri,
seringkali kita kagum terhadap suatu hal dan saat itulah secara sadar atau
tidak sadar kita memberikan pujian. Hal ini sudah biasa dan bukanlah suatu hal
yang aneh di antara kita. Terlebih, kita hidup dalam kebudayaan yang sangat
ramah dan suka berbasa basi dengan memuji.
Kenapa harus hati-hati
dalam memuji?
Tahu gak sih Sobat Rohis,
kalau pujian itu juga dapat mendatangkan keburukan, Lho?
Pujian bisa mendatangkan
penyakit 'ain' bagi seseorang yang dipuji. Tapi tidak semua pujian ya, hanya
pujian yang tidak disertai permintaan berkah oleh Allah Ta’ala.
Berbicara mengenai
penyakit ain, memangnya apa sih penyakit ain itu?
Penyakit ain adalah
penyakit yang timbul dari pandangan mata orang lain, yang menyebabkan seseorang
tiba-tiba sakit atau bahkan tiba-tiba meninggal. Terdapat pula beberapa hadis
yang membuktikan bahwa penyakit ain itu benar adanya. Seperti yang telah
diriwayatkan dalam hadis-hadis berikut.
Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
العين حق، ولو كان شيء سابق
القدر سبقته العين
“Ain itu benar-benar ada!
Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ain itu yang bisa”
(HR. Muslim no. 2188).
Dari Jabir bin Abdillah
radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
أكثرُ مَن يموت بعدَ قضاءِ
اللهِ وقَدَرِهِ بالعينِ
“Sebab paling banyak yang
menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain” (HR. Al
Bazzar dalam Kasyful Astar [3/ 404], dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Al
Jami’ no.1206).
Selain disebabkan oleh
pandangan mata iri dan dengki, penyakit ain juga dapat disebabkan oleh
pandangan mata kagum. Adapun dalil bahwa pandangan mata kagum bisa menimbulkan
ain pada orang yang dikagumi, adalah hadis panjang riwayat Imam Malik tentang
Sahl bin Hunaif yang dilihat dengan penuh kekaguman oleh Amir bin Rabi’ah
radhiallahu’anhuma. Dari Abu Umamah bin Sahl, ia berkata:
اغتسل أَبِي سَهْلُ بْنُ حُنَيْفٍ
بِالْخَرَّارِ، فَنَزَعَ جُبَّةً كَانَتْ عَلَيْهِ وَعَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ يَنْظُرُ،
قَالَ: وَكَانَ سَهْلٌ رَجُلاً أَبْيَضَ، حَسَنَ الْجِلْدِ، قَالَ: فَقَالَ عَامِرُ
بْنُ رَبيعَةَ: مَا رَأَيْتُ كَالْيَوْمِ وَلا جِلْدَ عَذْرَاءَ، فَوُعِكَ سَهْلٌ مَكَانَهُ،
فَاشْتَدَّ وَعْكُهُ، فَأُتِي رَسُولُ الله – صلى الله عليه وسلم – فَأُخْبِرَ أَنَّ
سَهْلاً وُعِكَ وَأَنَّهُ غَيرُ رَائِحٍ مَعَكَ يَا رسول الله، فَاَتَاهُ رَسُولُ الله
– صلى الله عليه وسلم – فَأَخْبَرَهُ سَهْل بالَّذِي كَانَ مِنْ شَأنِ عَامِرِ بْنِ
رَبِيعَةَ، فَقَالَ رَسُولُ الله – صلى الله عليه وسلم -: “عَلاَمَ يَقْتُلُ أًحَدُكمْ
أَخَاهُ؟ أَلا بَرَّكْتَ؟، إِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ، تَوَضَّأْ لَهُ”. فَتَوَضَأَ لَهُ
عَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ، فَرَاحَ سَهْل مَعَ رَسُولِ الله – صلى الله عليه وسلم – لَيْسَ
بِهِ بَأْسٌ
“Suatu saat ayahku, Sahl bin Hunaif, mandi di Al Kharrar. Ia membuka jubah yang ia pakai, dan Amir bin Rabi’ah ketika itu melihatnya. Dan Sahl adalah seorang yang putih kulitnya serta indah. Maka Amir bin Rabi’ah pun berkata: “Aku tidak pernah melihat kulit indah seperti yang kulihat pada hari ini, bahkan mengalahkan kulit wanita gadis”. Maka Sahl pun sakit seketika di tempat itu dan sakitnya semakin bertambah parah. Hal ini pun dikabarkan kepada Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, “Sahl sedang sakit dan ia tidak bisa berangkat bersamamu, wahai Rasulullah”. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pun menjenguk Sahl, lalu Sahl bercerita kepada Rasulullah tentang apa yang dilakukan Amir bin Rabi’ah. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Mengapa seseorang menyakiti saudaranya? Mengapa engkau tidak mendoakan keberkahan? Sesungguhnya penyakit ain itu benar adanya, maka berwudhulah untuknya!”. Amir bin Rabi’ah lalu berwudhu untuk disiramkan air bekas wudhunya ke Sahl. Maka Sahl pun sembuh dan berangkat bersama Rasulullah," (HR. Malik dalam Al-Muwatha’ [2/938] dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [6/149]).
Dari hadis tersebut, kita
mengetahui bahwa begitu dahsyatnya musibah yang ditimbulkan oleh sebuah pujian
yang tidak diiringi doa meminta keberkahan. Padahal sebenarnya kita tidak
bermaksud menyakiti orang yang kita puji. Maka dari itu mulai sekarang
berhati-hatilah dalam memberikan pujian, jangan sampai saudara-saudari kita
hilang kenikmatannya karena pujian dari kita! Oleh karena itu, sobat Rohis
jangan sampai lupa untuk mendoakan agar orang yang kita puji diberi keberkahan
oleh Allah Ta'ala.
Seperti Ibnul Qayyim
rahimahullah katakan:
وإذا كان العائن يخشى ضرر عينه
وإصابتها للمعين، فليدفع شرها بقوله: اللهم بارك عليه
“Orang yang memandang
dengan pandangan kagum khawatir bisa menyebabkan ain pada benda yang ia lihat,
maka cegahlah keburukan tersebut dengan mengucapkan: Allahumma baarik ‘alaih
(Ya Allah berikan keberkahan kepadanya)” (Ath Thibbun Nabawi, 118).
Sobat Rohis juga bisa
mengucapkan Barakallahu fiik ketika sedang berhadapan langsung dengan orang
yang dipuji. Jika orang yang dipuji berada jauh dari kita, bisa juga dengan
barakallahu fihi (laki-laki) dan barakallahu fiha (perempuan). Ketika kita
harus kagum dengan kenikmatan diri kita sendiri, kita bisa mengucapkan
MasyaAllah. Kalaupun Sobat Rohis kesusahan atau tidak terbiasa mengucapkannya
dalam bahasa Arab, kalian juga bisa mengucapkannya dalam bahasa Indonesia
ataupun bahasa lainnya. Seperti, semoga Allah berkahi dia, semoga Allah berkahi
prestasinya, semoga Allah berkahi rumah
barunya, dan lain sebagainya.
Lalu, apa yang dapat kita
lakukan ketika kita sudah terkena penyakit ain?
Adapun beberapa cara dan
doa yang dapat kita lakukan, yaitu :
1.
Ketika kita
mendapat lemparan ain, tetapi kita tidak tahu siapa yang melemparkan kepada
kita. Maka kita bisa melakukan Ruqyah Sariyyah. Ataupun dengan doa seperti
dalam hadis berikut.
Dalam kitab Al-Mustadrak ala Shahihain
karya imam al-Hakim al-Naisaburi yang meriwayatkan sebuah hadis dari Abdullah
bin Amir bin Rabiah, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengajarkan suatu
doa untuk orang-orang yang terkena lemparan ain.
اللَّهُمَّ ٱَذْهِبْ عَنْهُ حَرَّهَاوَبَرْدَهَاوَوَصَبَهَا
"Ya Allah hilangkanlah rasa panasnya,
rasa dinginnya, dan penyakit darinya."
(HR. Al-Hakim, isnad Shahih)
اللَّهُمَّ ٱَذْهِبْ عَنْهُ حَرَّهَاوَبَرْدَهَاوَوَصَبَهَا
(untuk laki-laki)
اللَّهُمَّ ٱَذْهِبْ عَنْهَا حَرَّهَاوَبَرْدَهَاوَوَصَبَهَا
(untuk perempuan)
اللَّهُمَّ ٱَذْهِبْ عَنِّيْ حَرَّهَاوَبَرْدَهَاوَوَصَبَهَا
(untuk diri sendiri)
2.
Jika kita terkena
ain dan mengetahui siapa yang melemparkan ain itu ke kita. Maka mintalah
baik-baik supaya orang tersebut wudhu atau mandi, kemudian air bekas wudhu atau
mandinya ditampung dalam sebuah bejana lalu air itu diguyurkan kepada orang
yang terkena lemparan ain.
Demikian, yang dapat mimin share untuk
Sobat Rohis. Jangan lupa untuk selalu berdoa memohon keberkahan kepada Allah
ketika kita memuji seseorang. Semoga Allah Ta’ala selalu melindungi Sobat Rohis
sekalian dari segala keburukan yang terjadi. Aamiin Ya Rabb.
Wallahu a’lam bishawab
Ikuti terus update artikel-artikel menarik dari blog ROHIS SMANDA ya, Sobat Rohis!
Jangan Sampai Ketinggalan! Semoga
bermanfaat 😊
Referensi :
https://muslimah.or.id/12515-penyakit-ain-dan-coret-mata.html
https://www.instagram.com/tv/CPXTDK7nybf/?utm_source=ig_web_copy_link
https://www.instagram.com/tv/CPZnfTvnhpc/?utm_source=ig_web_copy_link
Post a Comment