REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Departemen Luar Negeri AS menyambut baik kesepakatan gencatan senjata yang baru dicapai antara Israel dan militan di Jalur Gaza, setelah empat hari kekerasan telah merenggut puluhan nyawa rakyat Palestina.
"Ada laporan bahwa orang-orang di Mesir telah mampu berunding dengan tenang. Jika, pada kenyataannya itu yang terjadi, yang akan, tentu saja, kami sangat menyambut," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland dalam penjelasan pers, Selasa (13/3).
Situasi tenang di Gaza pada Jumat dilanggar ketika pasukan udara Israel meluncurkan serangan udara dan membunuh pemimpin Komite Perlawanan Rakyat Palestina (RRC), Zuhair al-Qaisi.
Serangan itu memicu serangan-serangan roket dari para pejuang Gaza dan sebagai imbalan, pasukan Israel melakukan serangan udara pada 37 sasaran di Gaza. Empat hari kekerasan lintas batas itu menewaskan 25 warga Palestina, dan lebih dari 70 terluka.
Sekitar 18 orang di Israel juga terluka, termasuk beberapa pekerja Thailand. Sebelumnya Selasa, seorang pejabat Hamas, yang menguasai Gaza, tanpa menyebut nama mengatakan kepada Xinhua bahwa gencatan senjata yang ditengahi Mesir itu dicapai antara Israel dan kelompok-kelompok gerilyawan Palestina, dan menambahkan bahwa gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 01.00 waktu setempat Selasa.
Pada penjelasannya, Nuland juga mencatat bahwa "pertemuan yang lebih formal" yang melibatkan para pejabat tinggi otoritas Palestina, Israel dan Kuartet Timur Tengah, bisa terjadi "beberapa saat pada April depan."
Kuartet Timur Tengah, yang terdiri dari Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan PBB, telah mendorong Israel dan Palestina kembali ke meja perundingan, namun tidak ada kemajuan nyata yang telah dicapai sejauh ini.
+ komentar + 1 komentar
Islam is the best solution. this is the complete life for world wide muslims!
https://goo.gl/LGM37S
Post a Comment