Website Resmi Rohani Islam SMA Negeri 2 Semarang, berisi info kegiatan dan artikel-artikel menarik lainnya
Home » » Cerpen : Maaf

Cerpen : Maaf

Written By Rohis Smanda Semarang on Wednesday, December 7, 2011 | 7.12.11

MAAF

Karya : Yessi Frenda P. (XII-A-3)

Satu hari tanpa musuh.

Yang aku maksud adalah satu minggu pertama pasca Idul Fitri. Rasanya seperti tak ada satupun oraig yang membenciku, pcrcaya bahwa tidak akan ada orang yang melakukan hal-hal buruk tentangku atau kepadaku. Semuanya memajang senyuman ringan di wajah, menyapa sambil meminta maaf satu sama lain. Entah mengapa enteng sekali mereka melakukannya. Entah mengapa aku tidak, Tapi aku akui kalau aku ini lumayan sombong dan pelit untuk melakukan hal seperti itu. Setidaknya harus ada alasan.

Namun, aku akui bahwa atmosfir Idul Fitri memang terlalu kuat untuk dimuntahkan. Orang yang bertengkar lama sekali tiba-tiba bisa saling mendatangi Jan memaafkan. Oh iya, bukankah Dia Maha Pemegang Jiwa Manusia?

Mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama sekarang. Biasanya aku hanya (benar-benar) minta maaf dengan orang-orang yang posisinya berada di dalam jalur peredaranku. Tapi yang satu ini mungkin pengecualian. Mulutku ini benar-benar gatal untuk meminta maaf kepadanya. Dia - yang sepertinya selalu menganggapku invisible girl selama beberapa bulan terakhir ini - sedang duduk lima meter dariku sekarang, di serambi masjid sekolah. Waktu ashar sepertinya hampir tiba, jadi keadaan sepi sekali di sini. Cuma ada aku, dia, dan nampaknya akan datang seseorang yang sedang dia tunggu.

Satu menit pertama otaku terus bemegosiasi dengan hatiku sendiri 'Sekarangkah saatnya? Bagaimana kalau dia tak mau mendengarku? Bagaimana kalau dia mengganggapku angin lulu lagi? ' Beneran deh, aku lebih suka dimarahi, dibentak atau dicaci maki dengan orang ini.

Akv otomatis menarik nafas panjang, mencoba mendekat "Halo Bel.."

Dia ototmatis menadahkan kepalanya. Agak kaget. Wajahnya seperti itu lagi. Aku tau dia orang baik, tapi kenapa aku merasa senyumannya kepadaku belakangan ini terasa artifisial ya?

"Eh, halo," jawabnya pendck. Lalu mengalihkan puuiangan. ,

"Hmm, maaf lahir batin. ya..." "Hm, iya."

Tanpa sadar aku mengambil nafas lewat mulut lagi. Apa lagi?
"Ehmm, Bel, hmm
...... " .

Aku diam. Anak ini sama sekali tidak penasaran dengan lanjutan kalimatku!

"Bel..?"

"Ya?"

"Boleh minta maaf?"

"Iya."

Waduuuh, bukan itu yang seharusnya aku ucapkan. Bukan minta maaf ala Lebaran lagi. Seharusnya adalah...

"Bel, aku mau minta maaf... Hmm, soalnya... Kayaknya kemarin-kemarin aku udah ngelakuin kesalahan sama kamu ya? Aku nggak tau kesalahanku dimana, tapi aku minta tolong... Eh bukan, minta maaf maksudnya, buat semuanya... Soalnya.,."

Bella menatapku. .

"Soalnya aku kok ngerasa... apa ya? Ada yang aneh aja gitu. Aku kayaknya pernah berbuat salah, tapi masalahnya aku gak tau masalahnya apa...."

Bella sekarang tersenyum. Senyumnya tujuh puluh persen lebih menyenangkan daripada sebelumnya.Alhamdulillah, lega sekali aku bisa mendapatkan pemandangan seperti itu.

Sampai satu menit kemudian, aku menatap punggung Bella dan temannya yang baru saja berpamitan kepadaku. Aku menghela nafas. Sebenarnya bukan akhir seperti ini yang aku harapkan. Aku berharap potongan dialogku tadi bisa terus berlanjut, jadi aku bisa bertanya apa kesalahan yang telah aku perbuat di masa lalu sampai dia menjadi dingin sekali terhadapku, Dia enggan menatap malaku. Kalau dia tersenyum padaku, aku yang malah jadi heran sendiri dan berpikir, 'is she really smiling to me? '

Tapi ya sudahlah. Senyumannya sudah cukup. Entah apakah dia a'can sediingin tempo hari saat bertemu denganku besok. Bebanku rasanya berkurang. Aku menengadah menatap langit biru bersih tanpa awan yang kelihatan lapang sekali. Alhamdulillah :)

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Nusanadaft | Syiar Smanda | AFLAH WEB
Copyright © 2009-2014. ROHIS SMANDA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (Q.S. Muhammad ayat 7)