Website Resmi Rohani Islam SMA Negeri 2 Semarang, berisi info kegiatan dan artikel-artikel menarik lainnya
Home » » Lembayung Karsa

Lembayung Karsa

Written By Rohis Smanda Semarang on Sunday, December 22, 2019 | 22.12.19


// Tentang Jiwa yang Mati Rasa Akan Luka //

         Ini, kisah ku. Mungkin juga kisahmu, dan kita semua. Kisah metamorfosis dari kecil hingga mendewasa. Perubahan signifikan yang kadang kita sendiri tak rasa. Jari-jari tangan penuh cinta turut berperan seiring tumbuhnya diriku, kamu, dan kita semua. Diikuti senyum tipis. Ibu. Ibu. Ibu. Perwakilan dari banyaknya sebutan anggun. Iya. Ibu namanya. Gelar tertinggi yang kelak diemban oleh seluruh kaum hawa di dunia. Bersyukurlah. Jadi ibu tidak mudah. Susah, lelah, sampai pasrah.



            Kita semua tahu, bahwa tak ada satu pun manusia yang lahir tanpa kerja keras seorang ibu. Wanita tertangguh sejagaaatt rayaaa. Hehe. Yang setiap harinya namaku, namamu, nama kita semua, tak pernah absen dari runtutan doanya. Berharap kelak nanti aku, kamu, dan kita semua jadi manusia berhati, berjiwa, berperasaan. Tak apa bila kelak tak mengusung gelar, yang ibu harapkan agar jadi manusia berguna. Memiliki kasih dan sayang yang utuh jadi satu. Tidak hanya setengah-setengah. Hanya kasih, ataupun hanya sayang.


'menghela napas sebentar'

            Aku lelah bila bicara soal ibu. Tak akan cukup waktuku. Andai kata aku pun sanggup untuk mengungkap, kalimatnya tak akan sempurna. Didesak oleh air mata yang memaksa luruh. Bersamaan dengan rasa kesal penuh. Kesal, mengapa masih membangkang? Aku, kami, dan kita semua, tanpa sengaja pasti pernah, mengukir luka di hati tulusnya. Berusaha menghapus, namun tak sampai bersih. Bagaimanapun juga kaca yang pecah bila dirangkai kembali, wujudnya tak lagi sama sempurna. Namun, kata maaf diam-diam selalu menyelinap. Terlihat dari sorot matanya yang teduh menatap anak-anaknya.

Untuk : Istri Ayahku

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ibu. Aku ingat. Ketika mataku untuk pertama kalinya menatap sejuk senyummu yang dibasahi air mata haru-mu. Selembut itukah, Bu? Bahkan saat-saat menahan lara pun, engkau mampu tersenyum dan menangis dalam waktu bersamaan.

Kemudian menginjak usia balita, engkau mengajariku berbicara, berbahasa dengan baik, berjalan, mengenal sekitar. Lalu di usia awal sekolah, bapak ibu guru sering mengingatkan aku dan teman-teman ku untuk belajar mengeja namamu. I-b-u.

Hingga sekarang aku mendewasa, aku menganalisa makna kata yang kerap aku dan mereka semua ucapkan. I-b-u. Cukup singkat. Hanya tiga huruf. Tiga huruf yang ketika berbicara mampu menggetarkan dada dan ketika menangis meresahkan segenap diri.

Maaf ibuku. Maaf. Maaf.

Maaf hingga detik ini aku belum sempat mengangkat namamu dengan berbagai aksi kerenku. Anakmu kini hanya bisa mengingat dirimu, jasamu, berharap agar setiap langkah, ridho-mu tak pernah terlewat.

Kasih, sayang, dan cintamu semoga menurun kepada orang-orang yang terlahir dari perut kuat mu. Yang senantiasa memanusiakan manusia. Tak banyak yang bisa ku beri, Bu.
Ini sebait terakhirku. Selembar sajak ini berlaku untuk hidup dan matiku, Bu. Bukan ketika tanggal dua puluh dua desember saja. Hari ibu untukmu adalah sepanjang hari. Tidak hanya hari ini saja. Cintaku buatmu sepanjang masa usia orang terdahulu, bukan sebatas usia senja. Karena buatmu, tak akan ada habisnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
                                                                                  
                                                                    manusia yang semoga saja tahu diri

                                                                                          
                                     Anakmu


Share this article :

+ komentar + 2 komentar

December 21, 2019 at 9:23 PM

Keren min😭😭

December 22, 2019 at 12:08 AM

Mantap min

Post a Comment

 
Support : Nusanadaft | Syiar Smanda | AFLAH WEB
Copyright © 2009-2014. ROHIS SMANDA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (Q.S. Muhammad ayat 7)